Sikap Menghadapi Hinaan Orang Lain

Pernahkah kamu merasa dihina oleh orang lain? Lalu, apa yang kamu lakukan jika kamu dihina? Meratapinya? Atau membalasnya dengan hinaan yang sama?

Mari kita berfikir sejenak!

Sikap menghadapi hinaan orang lain


Hidup di dunia ini tak terlepas dari hinaan dan celaan. Ada saja orang-orang yang menghina dirimu karena keadaan fisikmu, penampilanmu, status sosialmu, dan lain sebagainya. Ketika dirimu dihina oleh orang lain, pasti timbul dalam hati perasaan sakit, marah dan kesal terhadap orang yang menghina dirimu itu. Rasanya ingin membalasnya dengan hinaan yang sama atau bisa jadi lebih buruk dari itu. Hal itu bisa saja kamu lakukan, namun percayalah dampak negatifnya lebih besar untuk dirimu. Waktumu juga akan menjadi sia-sia, bahkan bisa mendatangkan berbagai keburukan setelahnya.

Lalu, apakah kita hanya berdiam diri ketika dihina oleh orang lain?


Jawabannya adalah “Ya!”. Ketika ada orang lain yang menghina fisikmu, penampilanmu, status sosialmu, dan lain sebagainya, cukuplah kamu membalasnya dengan diam, tenang, dan sabar. Mengapa begitu? Karena pada saat itu sedang terjadi proses transfer yang luar biasa cepatnya, dimana pahalamu sedang bertambah dari orang yang menghinamu, sedangkan dosa-dosamu sedang diambil oleh orang yang sedang menghinamu. Nah bukankah hal itu menyenangkan, hanya diam, tenang dan sabar kamu bisa mendapatkan pahala gratis dan terhapus dosamu tanpa usaha.

Dalam Al-qur’an dijelaskan bahwa Nabi dan Rasul pun pernah mengalami hinaan oleh kaumnya sendiri. Padahal Nabi dan Rasul adalah manusia yang memiliki kedudukan yang mulia di sisi Allah swt. Mereka begitu sempurna hingga tak memiliki cacat dan kesalahan. Namun, lihatlah bagaimana hinaan dari kaumnya kepada mereka.

Nabi Nuh as dituduh sesat :
قَالَ الْمَلأُ مِن قَوْمِهِ إِنَّا لَنَرَاكَ فِي ضَلاَلٍ مُّبِينٍ
Pemuka-pemuka kaumnya (Nuh) berkata, “Sesungguhnya kami memandang kamu benar- benar berada dalam kesesatan yang nyata.” (QS.Al-A’raf:60)

Nabi Hud as dituduh kurang waras dan pendusta :
قَالَ الْمَلأُ الَّذِينَ كَفَرُواْ مِن قَوْمِهِ إِنَّا لَنَرَاكَ فِي سَفَاهَةٍ وِإِنَّا لَنَظُنُّكَ مِنَ الْكَاذِبِينَ
Pemuka-pemuka orang- orang yang kafir dari kaumnya (Hud) berkata, “Sesungguhnya kami memandang kamu benar-benar kurang waras dan kami kira kamu termasuk orang-orang yang berdusta.” (QS.Al-A’raf:66)

Nabi Shalih as disebut sebagai pendusta dan sombong :
أَأُلْقِيَ الذِّكْرُ عَلَيْهِ مِن بَيْنِنَا بَلْ هُوَ كَذَّابٌ أَشِرٌ
“Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya di antara kita? Pastilah dia (Shalih) seorang yang sangat pendusta (dan) sombong.” (QS.Al-Qamar:25)

Nabi Musa dianggap hina seperti anak kecil karena tidak fasih dalam berbicara :
أَمْ أَنَا خَيْرٌ مِّنْ هَذَا الَّذِي هُوَ مَهِينٌ وَلَا يَكَادُ يُبِينُ
“Bukankah aku lebih baik dari orang (Musa) yang hina ini dan yang hampir tidak dapat menjelaskan (perkataannya)?” (QS.Az-Zukhruf:52)
                                                                             
Nabi Muhammad disebut sebagai penyair, pendusta dan orang gila :
وَيَقُولُونَ أَئِنَّا لَتَارِكُوا آلِهَتِنَا لِشَاعِرٍ مَّجْنُونٍ                  
Dan mereka berkata, “Apakah kami harus meninggalkan sesembahan kami karena seorang penyair gila?” (QS.As-Shaffat:36)

Ayat-ayat diatas telah menjelaskannya, para Nabi dan Rasul dianggap oleh kaumnya sebagai orang gila, tukang sihir, sesat, pendusta dan lain sebagainya. Namun apakah para Nabi dan Rasul tersebut kesal dan membalas perbuatan kaumnya dengan balasan yang sama atau bahkan lebih? Tentu saja tidak! Walaupun para Nabi dan Rasul tersebut bisa membalas perbuatan kaumnya dengan balasan yang setimpal atau bahkan lebih dahsyat, tetap saja para Nabi dan Rasul tersebut tidak mau menyakiti kaumnya dan bahkan mendoakan kaumnya agar mereka diberikan petunjuk oleh Allah Swt. sehingga bisa berada di jalan yang lurus.

Oleh karena itu, janganlah membalas hinaan dengan hinaan juga seperti yang telah diajarkan oleh para Nabi dan Rasul tersebut. Lalu janganlah membenci orang yang telah menghinamu 

Jadilah seperti bunga yang memberikan keharuman bahkan kepada tangan yg telah menghancurkannya. -Ali Bin Abi Thalib-
Kemudian doakanlah orang yang menghinamu agar diberikan hidayah oleh Allah Swt.

Semoga Allah Swt. melimpahkan hidayah dan petunjukNya kepada kita semua sehingga setiap ucapan dan tindakan kita senantiasa terjaga dan terpelihara.

Seorang penulis muslim yang menuliskan karya-karyanya melalui media blog

1 SHARE 1 KEBAIKAN, BAGIKANLAH!!

BACA JUGA YANG INI

Selanjutnya
« Prev Post
Sebelumnya
Next Post »