1. Ilmu keagamaan
Banyak sekali ilmu keagamaan yang berkembang pada masa ini, namun yang
paling diprioritaskan oleh bangsa Arab sendiri adalah al-Quran, Ilmu Hadis dan
Ilmu Fiqh, dari sini pula dimulainya penulisan ilmiyyah sangat relevan di
kalangan bangsa Arab. Madinah, Basrah, Kuffah, Fustat dan
Damaskus adalah Pusat pergerakan keilmuan disini pula berkembangnya ilmu Qiraat
dan Tafsir saat itu Ulama yang populer pada bidang ini adalah Nafi’ bin Abdul Rahman
bin Abu Nuaim yang menetap di Madinah, ada pula yang di Makkah yaitu, Ibnu
Katsir (120 H) kemudian di Kuffah ada ‘Ashim bin Abu al-Nujul (127 H) dan Abu
‘Amir di Damaskus (118).
Adapun ulama Hadis pada masa umayyah yaitu,
Sufyam ats-Tsaury yang menetap di Bashrah beliau juga penulis kitab al-Jami’
al Kabir (161 H), Abu Abdul Rahman al-Mughirah penulis kitab al-Sunan
(159 H), Abul Malik bin Abdul Aziz bin Juraih (150 H), Mughirah bin Muqsim al-Dhoby
(136 H) belian juga menulis kitab al-Faraid, Zaidah bin Qudamah
al-tsaqafy, Makhul asy-Syamy (116 H) beliau pula penulis kitab al-Sunan dan
Kitab al-Masail fi al-Fiqh, ada juga salah satu Ulama hadis yang popular
pada masa ini beliau Abdul Rahman ibnu ‘Amr al-Auza’I (159 H) beliau juga
menulis kitab yang sama dengan makhul asy-Asyamy.
2. Ilmu Linguistik
Pada masa ini pula dibangunlah
sekolah-sekolah yang berbasis ilmu Nahwu yang dipelopori oleh Abu Aswad
al-Dually di Bashrah, pembangunan ini pula didasarkan kekhawatiran hilangnya
dan kesalahan dlam Bahasa Arab kerena banyaknya pergaulan dengan orang-orang
Persia dan Romawi. Yahya bin Ya’mar, Insibah bin Ma’dan, Maimun al-Aqran, Isa
bin Amr ast- Astaqafy beliau merupakan Linguis yang Populer, ada juga Yunus bin
al-Habib dan al-Khalil bin Ahmad al-Farahidi mereka semua merupakan murid-murid
dari Abu Aswad ad-Dually.
3. Syair
Al-Khalil bin Ahmad al Farahidi merupakan
Tokoh Leksikologi Arab yang pertama menyusun kamus, agar memudahkan pembuatan
dan pengembangan syair. Penyair masa ini yaitu, Amr bin Abu Rabiah, Ubaidillah
bin Qois, Ibnu zaid al-Aswady, al-Farazdaq, abdul Malik bin a-Walid, dan lain sebagainya.
4. Ilmu Teologi Islam
Dimasa ini pula perkembangan teologi islam
sangat pesat, seperti Murjiah tokoh teologi pada masa itu adalah Tsabit Qotnah (110
H) , ada juga al-Qodariyah dan al-Jabariyyah.
5. Ilmu Sejarah
Studi sejarah berpusat di Madinah ketika
itu, pusat kajiannya adalah perjalan hidup Rasulullah SAW, peperangan dan kisah
hijrah ke Habasyah dan Yastrib, tradisi pernulisan sejarah tidak bisa lepas
dari Hadis-Hadis Nabi SAW, ada dua metode yang digunkan saat itu yaitu,
meninjau dari periwayatan Hadis dan penijauan terhadap Teks itu sendiri. Ada
kitab yang disebut dengan al-Magazi dan as-Sirah dua kitab ini adalah
hasil dari kompromi Hadis dan Sejarah, lalu para sejarawan menyebarkannya untuk
menjadi kurikulum di sekolah-sekolah yang ada di Madinah dan Makkah pada tiga
kelompok. Kelompok pertama Ustman bin Affan (105 H) dan Urwah bin Zubair (92
H), lalu kelompok kedua Abdullah bi Abu Bisyr al-Anshory (135 H) dan Amr bin Qotadah
(120 H) dan kelompok ketiga yaitu, Muhammad ibn Ishaq.
6. Ilmu kimia dan kedokteran
Pelopor ilmu Kimia saat itu adalah Khalid
bin Yazid bin Muawiyyah, beliau mendapatkan ilmu ini dari seorang Rahib
Alexandria, adapun ilmu kedokteran yang lebih popular dari kalangan kaum
Nasroni seperti, Ibn Astal belia merupak dokter Muawiyyah bin Abu Sufyan dan
al-Hajjaj bin Yusuf ast-Tsaqofy .
Penulis : Syarifudin Chairul Umam
Dikutip dari Kitab Mausu’ah al-Tarikh al-Islamy fi al-Ashr al-Umawi